Sri diantarkan oleh seorang supir ke dalam hutan yang begitu dalam, hingga akhirnya ia dapat melihat sebuah rumah yang akan menjadi tempatnya bekerja. “Di dalam ruangan inilah nanti kamu bekerja,” ucap Mbah Tamin sambil membuka pintu, seketika, bau busuk langsung tercium. Sri mematung. Di depannya terbujur seorang perempuan, dikurung dalam kerangka keranda mayat. Tubuhnya kurus dan pucat…
KAMU sudah gila!” Itulah kalimat yang terakhir kali Al Mas'ud ingat sebelum día pingsan beberapa saat lalu. Sekarang, matanya terbuka, mengerjap-ngerjap. Terang? Seberkas cahaya matahari menembus celah kecil di dinding. Sudah siang? Berapa lama dia pingsan? Beringsut hendak duduk. Mengeluh pelan, tubuhnya terasa sakit. Ada memar di lengan, juga lebam di paha, punggung. Mas'ud menoleh …
Malam ini, kamu dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kamu dipaksa untuk berkejar-kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan masa lalu. Beragam ekspresi wajah ayahmu seketika hadir membayang: bahagia, sedih, bangga, marah, murung, kecewa, dan aneka ekspresi lain yang kamu terlalu lugu untuk mendefinisikannya. Meskipun begitu, kamu yakin betul, masih banyak wajah…